1.1 Teori Dasar
1.1.1 Kata
Dasar
Kata
dasar selain dapat digunakan sebagai dasar bagi bentukan
kata lain yang lebih luas, dapat pula digunakan tanpa
ditambah dengan imbuhan apa pun. Kalimat berikut, misalnya, dibentuk dengan menggunakan kata
dasar seluruhnya.
Contoh Kalimatnya :
Nanti
siang Dede Ratna akan pergi ke kampus.
Kalimat diatas terdiri atas tujuh kata, yaitu
(a)
nanti,
(b)
siang,
(c)
Dede Ratna,
(d)
akan,
(e)
pergi,
(f)
ke, dan
(g)
kampus.
1.1.2
Pengimbuhan
Pengimbuhan
adalah proses pembentukan kata dengan menambahkan imbuhan pada kata dasar.
Sehubungan dengan itu, imbuhan yang lazim digunakan sebagai unsur pembentuk
kata dalam bahasa Indonesia, paling tidak, terdiri atas empat macam, dan
masing-masing diberi nama sesuai dengan posisinya pada suatu kata. Pertama,
imbuhan yang terletak pada awal kata lazim disebut awalan (prefiks). Kedua,
imbuhan yang terletak pada akhir kata lazim disebut akhiran (sufiks). Ketiga,
imbuhan yang terletak pada tengah kata lazim disebut sisipan (infiks). Keempat,
imbuhan yang terletak pada awal kata dan akhir kata sekaligus lazim disebut
gabungan imbuhan (konfiks).
contoh imbuhan
a. Awalan
meng- menulis, melamar, memantau
di- ditulis, dilamar, dipantau
peng- penulis, penyanyi, peramal
ber- berkebun, bermain, bermimpi
ter- terpaksa, terpadu, tersenyum
se- serupa, senada, seiring
b. Akhiran
-an tulisan, tatapan, tantangan
-i temui, sukai, pandangi
-kan tumbuhkan, sampaikan,
umumkan
c. Sisipan
-el- geletar, geligi, gelantung
-em- gemuruh, gemetar
-er-
gerigi
d. Gabungan Imbuhan
meng-...-kan menemukan, meratakan
meng-...-i memandangi,
mengunjungi
peng-...-an pendidikan, pemandian
ke-...-an kehujanan, kemajuan
se-...-nya seandainya, sebaiknya
per-...-an peraturan,
persimpangan
1.1.3 Kata Ulang
Menurut
Muhammad Zaenuddin Arif, yang dikutip dari buku Ramlan (1980:63) bahwa Proses pengulangan atau reduplikasi ialah
pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya maupun sebagiannya, Baik dengan
variasi fonem maupun tidak. Hasil pengulangan ini disitu disebut kata ulang,
sedangkan satuan yang diulang disebut bentuk dasar. Misalnya kata ulang
rumah-rumah dari bentuk dasar rumah, kata ulang perumahan-perumahan dari bentuk
dasar perumahan, kataulang bolak-balik daribentuk dasar balik.
Jenis Kata Ulang
Dilihat dari hasil pengulangan itu dapat dibedakan adanya empat macam kata
ulang, yaitu:
(1)
kata ulang utuh atau murni,
(2)
kata ulang berubah bunyi,
(3)
kata ulang sebagian, dan
(4)
kata ulang berimbuhan
(Abdul Chaer, 2006:286).
Jenis
Kata Ulang
(1)
Kata ulang utuh atau murni
Kata ulang murni
adalah kata ulang yang baian perulangannya sama dengan kata
dasar yang diulanginya. Contoh:
a. Rumah-rumah
→(bentuk dasar : rumah)
b. Makan-makan →(bentuk dasar :
makan)
(2)
Kata ulang berubah bunyi
Kata ulang berubah
bunyi adalah kata ulang yang bagian perulangannya terdapat perubahan bunyi,
baik bunyi vocal maupun konsonan. Contoh :
a. perubahan vocal : bolak-balik, Larak-lirik,
Tindak-tanduk, dsb.
b. Perubahan konsonan: sayur-mayor, Lauk-pauk, Ramah-tamah, dsb.
(3)
kata ulang sebagian
Kata ulang
sebagian, yaitu kata ulang yang perulanganya hanya terjadi pada suku kata
awalnya saja dan disertai dengan penggantian vocal suku pertama itu dengan
bunyi é pepet. Contoh:
leluhur → bentuk dasar : luhur
Lelaki →bentuk dasar : laki
tetangga→bentuk dasar : tangga
(4) kata ulang
berimbuhan
Kata ulang berimbuhan, yaitu kata ulang yang disertai dengan pemberian imbuhan.
Kata ulang berimbuhan, yaitu kata ulang yang disertai dengan pemberian imbuhan.
Menurut
proses pembentukanya ada tiga macam kata ulang berimbuhan, yaitu:
a. Sebuah kata dasar mula-mula diberi imbuhan,
kemudian baru diulang. Umpamanya pada kata dasar atur, mula-mula diberi akhiran
–an sehingga menjadi aturan. Kemudian kata aturan ini diulang sehingga menjdai
aturan-aturan. Contoh lain: Bangunan-bangunan,
Kegiatan-kegiatan, dsb.
b. Sebuah kata
dasar mula-mula diulang, kemudian baru diberi imbuhan. Umpamanya kata lari
mula-mula diulang sehingga menjadi lari-lari. Kemudian kara lari-lari diberi
awalan ber- sehingga menjadi berlari-lari. Contoh lain: melihat-lihat, Melompat-lompat, dsb.
c. Sebuah kata dasar diulang dan sekaligus diberi
imbuhan. Umpamanya pada kata dasar hari sekaligus diulang dan diberi
awalan ber- sehingga menjadi bentuk berhari-hari. Contoh
lain:
berton-ton, bermil-mil, bermeter-meter, berkubik-kubik, berbulan-bulan, dsb.
1.1.4 Kata Majemuk
Yang dimaksud dengan kata majemuk ialah kata majemuk
yang tidak berafiks dan tidak mengandung komponen berulang, serta tidak dapat
berdiri sendiri dalam frasa, klausa, atau kalimat.
Ada tiga pola
kata majemuk dasar yang paling umum, yaitu:
(a) Kata Majemuk Gabungan Verba + Nomina
Contoh :
sumbang saran; curah pendapat = brainstorming Konstruksi sumbang
saran adalah verba sumbang dan nomina saran. Penggabungan dari verba sumbang
dan nomina saran membentuk nomina baru sumbang saran. Kata majemuk sumbang
saran dalam bahasa Inggris yaitu brainstorming yang terdiri atas nomina brain
dan nomina storming. Ada perubahan konstruksi dari gabungan verba + nomina
menjadi nomina + nomina. Kata majemuk sumbang saran dalam bahasa Inggris tidak
berubah tetap kata majemuk yaitu brain storming.
(b) Kata Majemuk Gabungan Verba + Verba.
Contoh :
tutup paksa = closed out Konstruksi tutup paksa adalah verba tutup
dan verba paksa. Penggabungan dari verba tutup dan verba paksa membentuk verba
baru tutup paksa. Kata majemuk tutup paksa dalam bahasa Inggris yaitu closed
out yang terdiri atas verba closed dan adverbia out. Ada perubahan konstruksi
dari gabungan verba + verba dalam bahasa Inggris berubah menjadi verba +
adverbia. Kata majemuk tutup paksa dalam bahasa Inggris tidak berubah tetap
kata majemuk yaitu closed out.
(c) Majemuk
Gabungan Verba + Adjektiva
Contoh :
(1) main bersih =
fair-play Konstruksi main bersih adalah verba main dan adjektiva bersih.
Penggabungan dari verba main dan adjektiva bersih membentuk nomina baru main
bersih. Kata majemuk main bersih dalam bahasa Inggris yaitu fair-play yang
terdiri atas adjektiva fair dan verba play. Ada perubahan konstruksi dari
gabungan verba + adjektiva dalam bahasa Inggris berubah menjadi adjektiva +
verba. Kata majemuk main bersih dalam bahasa Inggris tidak berubah tetap kata
majemuk yaitu fair-play.
(d) Kata Majemuk Gabungan Adjektiva + Verba
Contoh :
Berani sumpah = swear Kontruksi berani
sumpah adalah adjektiva berani dan verba sumpah. Penggabungan dari adjektiva
berani dan verba sumpah membentuk verba baru berani sumpah. Kata majemuk berani
sumpah dalam bahasa Inggris yaitu swear yang merupakan sebuah verba. Ada
perubahan konstruksi dari gabungan adjectiva + verba dalam bahasa Inggris
menjadi verba. Kata majemuk berani sumpah dalam bahasa Inggris berubah menjadi
satu kata yaitu verba swear.
a. Kata Majemuk
Berafiks
Kata majemuk berafiks ialah kata majemuk yang
mengandung afiks tertentu. Kata majemuk berafiks dapat dibagi menjadi tiga
kelompok, yakni:5 (a) Kata majemuk berafiks yang pangkalnya berupa bentuk
majemuk yang tidak dapat berdiri sendiri dalam kalimat disebut kata majemuk
terikat
b. Kata Majemuk
Bertingkat
Kata majemuk
dalam bahasa Indonesia dapat direduplikasi jika kemajemukannya bertingkat dan
jika intinya adalah bentuk verba yang dapat direduplikasikan.6 Reduplikasi ini
hanya dialami oleh komponen verba, seperti beberapa contoh berikut: (45) naik
pangkat à naik-naik
pangkat = promotion Kontruksi naik pangkat adalah verba naik dan nomina
pangkat. Penggabungan dari verba naik dan nomina pangkat membentuk verba baru
naik pangkat. Kata majemuk naik pangkat dalam bahasa Inggris yaitu promotion
yang terdiri dari nomina promotion. Ada perubahan konstruksi dari
gabungan verba + nomina dalam bahasa Inggris menjadi nomina promotion.
c. Kata Majemuk Kiasan
Kata majemuk
kiasan adalah kata-kata yang berbunga-bunga, bukan dalam arti kata yang
sebenarnya; kata kiasan dipakai untuk memberi rasa keindahan dan penekanan pada
pentingnya hal yang disampaikan.
1.1.5 Makna Denotatif Dan Konotatif
a.
Makna Denotatif
Menurut
Muhammad Zaenuddin Arif, yang
dikutip dari buku Chaer (2013: 65) bahwa makna denotatif pada dasarnya sama
dengan makna referensial, sebab makna denotatif ini lazim diberi penjelasan
sebagai makna yang sesuai dengan hasil observasi menurut penglihatan,
penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman lainnya. Makna denotatif juga
sering disebut dengan istilah makna denotasi. Menurut KBBI, denotasi adalah
makna kata atau kelompok kata yang didasarkan atas penunjukan yang lugas pada
sesuatu yang ada di luar bahasa atau sesuatu yang didasarkan atas konvensi
tertentu dan bersifat objektif.
b.
Makna Konotatif
Menurut Muhammad
Zaenuddin Arif, yang dikutip dari buku Djajasudarma (1999: 9) menyatakan
bahwa makna konotatif adalah makna yang muncul dari makna kognitif ke dalam
makna kognitif tersebut ditambahkan komponen makna lain. Makna konotatif sering
disebut dengan istilah makna konotasi. Sebuah kata disebut mempunyai makna
konotatif apabila kata tersebut mempunyai “nilai rasa”, baik yang bersifat
positif maupun negatif. Jika sebuah kata tidak memiliki nilai rasa, maka kata
tersebut tidak memiliki konotasi. Namun, kata tersebut dapat juga disebut
berkonotasi netral. Artinya, kata yang digunakan tidak memihak pada kata yang
lain.
Contoh kalimat
a.
Denotatif
Biota laut adalah seluruh makhluk hidup yang
berkembang biak di laut. Biota laut merupakan salah satu kekayaan yang
melimpah. Kekayaannya terdapat di dalam biota laut.
Kekayaannya diantaranya terumbu karang, ikan, rumput laut, dan masih banyak
lagi. Di dalam biota laut terdapat makhluk hidup, contohnya ikan dan tumbuhan
yang menjadi bagian dari ekosistem laut.
b.
Konotatif
Biota laut adalah seluruh makhluk hidup yang berkembang
biak di laut. Di Indonesia juga banyak laut. Laut yang mengelilingi pulau-pulau.
Biota lautnya antara lain adalah terumbu karang, 9 ikan, dan tumbuhan-tumbuhan
lainnya.
1.1.6 Kata Umum dan
Kata Khusus
Kata umum adalah kata – kata yang memiliki makna dan
cakupan pemakaian yang lebih luas. Kata – kata yang termasuk dalam kata umum
disebut dengan hipernim. Sedangkan, kata khusus adalah kata – kata
yang ruang lingkup dan cakupan maknanya lebih sempit, atau disebut juga
dengan hiponim.
Pada
umumnya, kata umum memiliki beberapa macam kata khusus. Meskipun kata – kata
khusus memiliki bentuk yang berbeda, maknanya tetaplah sama dengan makna kata
umum.
Contoh Kata Umum dan Kata
Khusus
Kata umum : Melihat
Kata khusus : Menengok, menyaksikan,
melirik, memandang, memelototi, mengamati, dan memperhatikan.
Kata umum : Mendatangi
Kata khusus : Mampir, singgah,
berkunjung,
Kata umum : Membawa
Kata khusus : Mengangkat, menjinjing,
menggendong, mengangkut, menyeret, membopong, memanggul.
Kata umum : Hewan peliharaan
Kata khusus : Kucing, anjing, kelinci,
marmut, hamster, ikan
Kata umum : Mencintai
Kata khusus : Menyayangi, mengasihi
Kata umum : Menetap
Kata khusus : Bersarang, tinggal,
menghuni
Kata umum : Sependapat
kata khusus : Setuju, sepakat
Kata umum : Indah
Kata khusus : Cantik, menawan,
menakjubkan
Penjelasan Penggunaan Kata Umum dan Khusus
•
Ayah melihat adiknya
yang sedang dirawat di rumah sakit.
•
Ayah menengok adiknya
yang sedang dirawat di rumah sakit.
•
Ayah melirik adiknya
yang sedang sakit di rumah sakit.
Kalimat di atas
memiliki makna umum yaitu, melihat, dan kata khusus, seperti menengok,
dan melirik. Pada kalimat pertama, kata umum masih bisa digunakan
sesuai dengan konteks kalimat di atas. Sedangkan pada kalimat ketiga, kata
khusus melirik tidaklah sesuai dengan konteks kalimat
tersebut. Kata khusus yang sesuai adalah menengok pada kalimat
kedua.
1.1.7 Konkret-abstrak
Pengertian
kata Konkret dan Kata Abstrak
Diambil dari buku “Cermat Berbahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi” karangan E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai (Akapress,
2010). Kata konkret adalah kata yang acuannya semakin mudah
dicerap pancaindera. Dan kata abstrak adalah kata yang acuannya tidak mudah
dicerap pancaindera.
Kata abstrak digunakan untuk mengungkapkan gagasan rumit. Kata abstrak mampu membedakan secara halus gagasan yang bersifat teknis dan khusus. Akan tetapi, jika kata abstrak terlalu diobral atau dihambur-hamburkan dalam suatu karangan, karangan itu dapat menjadi samar dan tidak cermat.
Kata abstrak digunakan untuk mengungkapkan gagasan rumit. Kata abstrak mampu membedakan secara halus gagasan yang bersifat teknis dan khusus. Akan tetapi, jika kata abstrak terlalu diobral atau dihambur-hamburkan dalam suatu karangan, karangan itu dapat menjadi samar dan tidak cermat.
Contoh
Kata Konkret dan Kata Abstrak
•
Contoh
kata konkret: meja, rumah, mobil, air, nasi, kelapa, dan sebagainya.
Contoh kata abstrak: ide, kesibukan,
gagasan, keinginan, angan-angan, kehendak, perdamaian, demokrasi, kejujuran,
dan sebagainya
a.
Sinonim
Pengertian
Sinonim
adalah kata – kata yang memiliki bentuk yang berbeda, seperti tulisan maupun
pelafalan, tetapi kata – kata tersebut memiliki makna yang mirip atau sama.
Sinonim sering sekali disebut dengan persamaan kata atau padanan kata.
Contoh
•
Cerdas = Pintar = Pandai
Dani adalah anak yang cerdas.
Riki adalah anak yang pintar.
Shinta adalah anak yang pandai.
Dani adalah anak yang cerdas.
Riki adalah anak yang pintar.
Shinta adalah anak yang pandai.
Hadir = Datang
= Mampir
Pak guru hadir ke kelas kami tepat waktu.
Pak guru datang ke kelas kami tepat waktu.
Pak guru mampir ke kelas kami tepat waktu
Pak guru hadir ke kelas kami tepat waktu.
Pak guru datang ke kelas kami tepat waktu.
Pak guru mampir ke kelas kami tepat waktu
Pengertian
Homonim, Homofon, Homograf
a.
Homonim
berasal dari kata homo
berarti sama dan nym berarti nama. Homonim adalah suatu kata yang memiliki
makna yang berbeda tetapi lafal atau ejaannya sama.
b.
Homofon
berasal dari kata homo
berarti sama dan foni (phone) berarti bunyi/suara. Homofon Adalah suatu
kata dimana lafal/bunyinya sama, namun memiliki tulisan dan arti yang berbeda.
c.
Homograf
berasal dari kata homo berarti
sama dan graph berarti tulisan. Homograf adalah suatu kata dimana
tulisannya sama, namun lafal/bunyi serta artinya berbeda.
Contoh
Homonim:
Bisa (racun;
kesanggupan), amplop (wadah surat; uang pelicin), seri (senang; imbang) ,
genting (pelapis/penutup atap; gawat), beruang (hewan; memiliki uang), rapat
(berdesakan; pertemuan/meeting), buku (kitab; ruas), Bandar (pelabuhan;
pemegang uang dalam perjudian), dsb. Contoh dalam kalimat:
1. Malang
Ternyata anak yang baru pindah dari Malang itu nasibnya malang sekali,
sudah jatuh, tertimpa tangga pula.
2. Malam
Sebelum malam datang, lebih baik panaskan malam itu sekarang, dan
membatiklah
Contoh Homofon :
Sanksi (hukuman) dengan sangsi (ragu-ragu), Bank (tempat menyimpan/meminjam uang) dengan bang (panggilan kakak laki-laki), dsb.
Contoh dalam kalimat:
1. Masa (waktu) dengan massa (banyak orang)
Kebenaran benda masa sejarah itu sekarang sedang ramai dibicarakan media massa.
2. Rock (aliran musik) dengan rok (bawahan)
Untuk apa penyanyi rock wanita itu menggunakan rok yang berbeda dengan warna pakaiannya ?
Sanksi (hukuman) dengan sangsi (ragu-ragu), Bank (tempat menyimpan/meminjam uang) dengan bang (panggilan kakak laki-laki), dsb.
Contoh dalam kalimat:
1. Masa (waktu) dengan massa (banyak orang)
Kebenaran benda masa sejarah itu sekarang sedang ramai dibicarakan media massa.
2. Rock (aliran musik) dengan rok (bawahan)
Untuk apa penyanyi rock wanita itu menggunakan rok yang berbeda dengan warna pakaiannya ?
Contoh Homograf
Apel (buah) dengan apel (kumpul), serang (nama
daerah) dengan serang (mendatangi untuk menyerang), teras (depan rumah) dengan
teras (lahan yang dibuat miring di dataran tinggi), dsb.
Contoh
dalam kalimat:
1. Per
1. Per
Apakah per
(benda berbentuk spiral) pada kasur itu diproduksi lebih dari seratus buah per
(setiap) hari?
2. Memerah
Tangannya
memerah (menjadi merah) setelah ia berusaha memerah (memeras/cara untuk
mendapatkan susu sapi) sapi perah Pak Leo tadi pagi.
1.1.8 Perubahan Makna Kata meluas dan menyempit
a. Makna meluas
Makna meluas adalah gejala yang terjadi pada sebuah
kata atau leksem yang pada mulanya hanya memiliki sebuah makna, tetapi kemudian
karena berbagai faktor menjadi memiliki makna-makna lain (Chaer, 2009:140).
Kemudian, menurut Tarigan (2009: 79), generalisasi atau perluasan adalah suatu
proses perubahan makna kata dari yang lebih khusus kepada yang lebih umum, atau
dari yang lebih sempit kepada yang lebih luas.
b.
Makna menyempit
Menurut Muhammad
Zaenuddin Arif, yang dikutip dari buku Chaer (2009:142), yang dimaksud
dengan perubahan menyempit adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata yang
pada mulanya mempunyai makna yang cukup luas, kemudian berubah menjadi terbatas
hanya pada sebuah makna saja. Selanjutnya, menurut Desti Murtiani yang dikutip dari buku Tarigan (2009:81), proses spesialisasi
atau pengkhususan penyempitan mengacu kepada suatu perubahan yang mengakibatkan
makna kata menjadi lebih khusus atau lebih sempit dalam aplikasinya.
Contoh :
Makna meluas
a)
Ia tinggal di rumah saudaranya.
Kata saudara dulu bermakna: 'adik/kakak'
b) Ada keperluan apa Saudara mencari saya?
Kata saudara sekarang bermakna:'engkau(orang yang dihormati)'
Kata saudara dulu bermakna: 'adik/kakak'
b) Ada keperluan apa Saudara mencari saya?
Kata saudara sekarang bermakna:'engkau(orang yang dihormati)'
Makna menyempit
a)
Amelia berasal dari keluarga pendeta.
kata pendeta dulu bermakna: 'ahli agama'
b) Menantunya seorang pendeta taat.
kata pendeta sekarang bermakna: 'orang yang ahli ilmu agama (Nasrani)'
kata pendeta dulu bermakna: 'ahli agama'
b) Menantunya seorang pendeta taat.
kata pendeta sekarang bermakna: 'orang yang ahli ilmu agama (Nasrani)'
DAFTAR PUSTAKA
Mustakim. 2015. “Bentuk Dan Pilihan
Kata”. Jakarta: Pusat Pembinaan Dan Pemasyarakatan Badan Pengembangan Dan
Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan.
Arifin, E. Zaenal.
S. Tasai , Amran . 2010. “Cermat
Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi”. Jakarta: Akapress.
Murtiani, Desti. 2013. “Analisis pengulangan kata
(reduplikasi)”. Semarang: Universitas Diponegoro.
Arif , Muhammad Zaenuddin. 2016.“Analisis
makna denotatif dan konotatif “. Surakarta:
Universitas Mu"hammadiyah.
Agustiana, Erika. 2016. “Analisis Kata Majemuk Bahasa Indonesia Dalam Penerjemahan Bahasa
Inggris“.Bandar Lampung: STKIP-PGRI
ConversionConversion EmoticonEmoticon