Modul 1
Pengujian
Tarik
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang praktikum
Suatu logam mempunyai sifat-sifat
tertentu yang dibedakan atas sifat fisik, mekanik, thermal, dan korosif.
Salah satu yang penting dari sifat tersebut adalah sifat mekanik. Sifat mekanik
terdiri dari keuletan, kekerasan, kekuatan, dan ketangguhan. Sifat mekanik
merupakan salah satu acuan untuk melakukan proses selanjutnya terhadap suatu
material, contohnya untuk dibentuk dan dilakukan proses permesinan. Untuk
mengetahui sifat mekanik pada suatu logam harus dilakukan pengujian terhadap
logam tersebut. Salah satu pengujian yang dilakukan adalah pengujian tarik.
Dalam pembuatan suatu konstruksi
diperlukan material dengan spesifikasi dan sifat-sifat yang khusus pada setiap
bagiannya. Sebagai contoh dalam pembuatan konstruksi sebuah jembatan.
Diperlukan material yang kuat untuk menerima beban diatasnya. Material juga
harus elastis agar pada saat terjadi pembebanan standar atau berlebih tidak
patah. Salah satu contoh material yang sekarang banyak digunakan pada
konstruksi bangunan atau umum adalah logam.
Meskipun dalam proses pembuatannya telah diprediksikan
sifat mekanik dari logam tersebut, kita perlu benar-benar mengetahui nilai
mutlak dan akurat dari sifat mekanik logam tersebut. Oleh karena itu, sekarang
ini banyak dilakukan pengujian-pengujian terhadap sampel dari material.
Pengujian ini dimaksudkan agar kita
dapat mengetahui besar sifat mekanik dari material, sehingga dapat dlihat
kelebihan dan kekurangannya. Material yang mempunyai sifat mekanik lebih baik
dapat memperbaiki sifat mekanik dari material dengan sifat yang kurang baik
dengan cara alloying. Hal ini dilakukan sesuai kebutuhan konstruksi dan
pesanan.
Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu bahan/material dengan cara memberikan beban gaya yang sesumbu. Hasil yang didapatkan dari pengujian tarik sangat penting untuk rekayasa teknik dan desain produk karena mengahsilkan data kekuatan material. Pengujian uji tarik digunakan untuk mengukur ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang diberikan secara lambat.Salah satu cara untuk mengetahui besaran sifat mekanik dari logam adalah dengan uji tarik. Sifat mekanik yang dapat diketahui adalah kekuatan dan elastisitas dari logam tersebut. Uji tarik banyak dilakukan untuk melengkapi informasi rancangan dasar kekuatan suatu bahan dan sebagai data pendukung bagi spesifikasi bahan. Nilai kekuatan dan elastisitas dari material uji dapat dilihat dari kurva uji tarik.
Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu bahan/material dengan cara memberikan beban gaya yang sesumbu. Hasil yang didapatkan dari pengujian tarik sangat penting untuk rekayasa teknik dan desain produk karena mengahsilkan data kekuatan material. Pengujian uji tarik digunakan untuk mengukur ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang diberikan secara lambat.Salah satu cara untuk mengetahui besaran sifat mekanik dari logam adalah dengan uji tarik. Sifat mekanik yang dapat diketahui adalah kekuatan dan elastisitas dari logam tersebut. Uji tarik banyak dilakukan untuk melengkapi informasi rancangan dasar kekuatan suatu bahan dan sebagai data pendukung bagi spesifikasi bahan. Nilai kekuatan dan elastisitas dari material uji dapat dilihat dari kurva uji tarik.
Pengujian tarik ini dilakukan untuk
mengetahui sifat-sifat mekanis suatu material, khususnya logam diantara
sifat-sifat mekanis yang dapat diketahui dari hasil pengujian tarik adalah
sebagai berikut:
- Kekuatan tarik
- Kuat luluh dari material
- Keuletan dari material
- Modulus elastic dari material
- Ketangguhan.
Pengujian tarik banyak dilakukan
untuk melengkapi informasi rancangan dasar kekuatan suatu bahan dan sebagai
data pendukung bagi spesifikasi bahan. Karena dengan pengujian tarik dapat
diukur ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang diberikan secara
perlahan. Pengujian tarik ini merupakan salah satu pengujian yang penting untuk
dilakukan, karena dengan pengujian ini dapat memberikan berbagai informasi
mengenai sifat-sifat logam.
Dalam bidang industri diperlukan
pengujian tarik ini untuk mempertimbangkan faktor metalurgi dan faktor mekanis
yang tercakup dalam proses perlakuan terhadap logam jadi, untuk memenuhi proses
selanjutnya.
Oleh karena pentingnya pengujian
tarik ini, kita sebagai mahasiswa metalurgi hendaknya mengetahui mengenai
pengujian ini. Dengan adanya kurva tegangan regangan kita dapat mengetahui
kekuatan tarik, kekuatan luluh, keuletan, modulus elastisitas, ketangguhan, dan
lain-lain. Pada pegujian tarik ini kita juga harus mengetahui dampak
pengujian terhadap sifat mekanis dan fisik suatu logam. Dengan mengetahui
parameter-parameter tersebut maka kita dapat data dasar mengenai kekuatan suatu
bahan atau logam.
Ada pun pengujian yang lain yaitu
uji tekan ( hardness) dimana pengujian ini dilakukan dengan pembebanan pada
suatu benda kerja, kekerasan adalah suatu sifat mekanik ( mechanical
properties) dari suatu material yang dalam penggunaan nya akan mengalami
pergesekan (frictional force) dan nilai dari ukuran sifat
mekanis material yang diperoleh DEFORMASI .pengujian yang paling banyak
digunakan untuk pengujian kekerasan yaitu uji tekan dengan pembebanan yang di
lakukan pada bagian permukaan pada bagian flux atas.
Pengujian ini mengunakan mesin yang nilai kemampuan tekan nya bisa langsung
terbaca.
B. Tujuan Percobaan
Tujuan dari
percobaan ini adalah mahasiswa mampu mengetahui kekuatan bahan logam
melalui pemahaman dan pendalaman analisis hasil uji tarik,uji tekan .
BAB II
TEORI
PENUNJANG
A. Teori dasar
Pengujian
tarik adlah salah satu pengujian mekanik yang bertujuan untuk mengetahui
sifat-sifat dari suatu logam/paduannya, yaitu antara lain :
·
Kekuatan tarik (tensile
strength) :Su
·
Kekuatan luluh (yield
strength) : Sy
·
Modulud elastisitas :
E
·
Perpanjangan (elongation) :e
·
Reduksi penampang : q
Selain pengujian tarik
dilakukan untuk mengetahui :
·
Persamaan tegangan alir :
·
Koefisien pengerasan : n
·
Perbandiingan regangan
plastis : R
Pada
umumnya spesimen uji tarik dibuat menurut bentuk dan ukurna yang distandarkan
misalnya menurut ASTM, JIS, DIN, SNI dan lain lainnya
Penguujian
tarik pada umumnya dilakukan dengan menggerakan balok palang mesin uji (cross head) dengan kecepatan konstan.
Kurva yang
langsung diperoleh dari mesn menyatakan hubungan antara gaya tarik dengan perubahan
panjang.
Dari kurva
langsung dihitung besarnnya tengangan teknis dan regangan teknis sehingga
didapatkan kurva teknis.
Dari kurva
tegangan teknis dan reganga teknis tersebut dihasilkan data sbb :
Ø
Kekuatan tarik (tensile
strength) :
Ø
Kekuatan luluh (yield
strength)
Untuk
material yang tidak menunjukan batas luluh yang jelas (material selain baja
karbon rendah) maka kekuatan luluhnya dicari dengan menggunakan metoda offset
yaitu
0,25% dan
0,50%
Ø
Perpanjangan
Ø reduksi penampang :
Modulus elastisitas
Selama lama proses penarikan terhadap spesimen uji tarik,
panjang spesimen selalu bertambah dan luas penampang selalu berkurang, sehingga kurva teknis tidak
menggambarkankkondisi yang sebenanra oelh karna itu diperlukan kurva tegangan
sebenarnya – regangan sebenarnya.
nis tidak
B. Teori tambahan
Uji tarik
adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu bahan/material
dengan cara memberikan beban gaya yang sesumbu [Askeland, 1985]. Hasil yang
didapatkan dari pengujian tarik sangat penting untuk rekayasa teknik dan desain
produk karena mengahsilkan data kekuatan material. Pengujian uji tarik
digunakan untuk mengukur ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang
diberikan secara lambat.
Pemberian beban pada kedua arah sumbunya
diberi beban yang sama besarnya.
Pengujian tarik adalah dasar dari
pengujian mekanik yang dipergunakan pada material. Dimana spesimen uji yang
telah distandarisasi, dilakukan pembebanan uniaxial sehingga spesimen
uji mengalami peregangan dan bertambah panjang hingga akhirnya patah. Pengujian
tarik relatif sederhana, murah dan sangat terstandarisasi dibanding pengujian
lain. Hal-hal yang perlu diperhatikan agar penguijian menghasilkan nilai yang
valid adalah; bentuk dan dimensi spesimen uji, pemilihan grips dan lain-lain.
1.
Bentuk dan Dimensi Spesimen uji
Spesimen uji harus memenuhi standar dan spesifikasi dari ASTM E8 atau D638.
Bentuk dari spesimen penting karena kita harus menghindari terjadinya patah
atau retak pada daerah grip atau yang lainnya. Jadi standarisasi dari bentuk
spesimen uji dimaksudkan agar retak dan patahan terjadi di daerah gage length.
2.
Grip and Face
Selection
Face dan grip adalah faktor penting. Dengan pemilihan setting
yang tidak tepat, spesimen uji akan terjadi slip atau bahkan pecah dalam daerah
grip (jaw break). Ini akan menghasilkan hasil yang tidak valid. Face
harus selalu tertutupi di seluruh permukaan yang kontak dengan grip.
Agar spesimen uji tidak bergesekan langsung dengan face.
Beban yang diberikan pada bahan yang di uji ditransmisikan pada pegangan
bahan yang di uji. Dimensi dan ukuran pada benda uji disesuaikan dengan
estándar baku pengujian.
Sifat – sifat bahan teknik perlu
diketahui secara baik karena bahan tersebut dipergunakan untuk berbagai macam
keperluan dalam berbagai keadaan. Sifat bahan yang diinginkan sangat banyak,
antara lain : sifat mekanik ,sifat termal,sifat kimia , sifat fisik , sifat
listrik, sifat teknologi, dan masih banyak lagi. Pada tinjauan kekakuan bahan .
Deformasi bahan yang disebabkan oleh benda tarik adalah dasar pengujian dan
kajian mengenai kekakuan bahahan.hal ini disebabkan oleh beberapa alasan :
1. Mudah
dilakukan
2. Menghasilkan
tegangan merata pada penampang
3. Kebanyakan
bahan lebih mudah dilakukan uji tarik dari pad uji tekan ,.
Misalnya, sehingga dalam pengujian
bahan teknik ,kekuatan paling sering dinyakatan dengan uji tarik.
uji tarik dilakukan di laboratorium
menggunakan beberapa mesin dari mesin uji. Benda di baca dari jarum penunjuk
dan layar dijital. Beberapa mesin uji dapat membaca dan mencatat data secara
otomatis dan menggambarnya dalam kertas plot,tengangan yang diperoleh dengan
membagi beban dengan luas penampang awal spesimen.
Diagram Tegangan- regangan
Jika suatu benda
ditarik maka akan mundur terhadap hubungan antara pertambahan panjang dengan
gaya yang diberikan . jika gaya diberikan dalam satuan luas disebut dengan
tegangan dan pertambahan panjang disebut regangan maka hubungan ini dinyatakan
dengan grafik tegangan dan regangan.
Dimana t = Batas proporsional merupakan dari titik yang
disebut batas proporsional masih merupakan garis lurus , pada daerah ini masih
berlaku hukum hooke,bahwa tegangan sebanding dengan tegangan.
Batas
elastis ,merupakan batas tengan dimana bahan tiidak kembali lagi kebentuk
semula apabila dilepas tetapi akan terjadi deformasi tetap yang disebut permanen
set,nilai batas proporsional hampir sama .
Titik
mulur merupakan titik dimana bahan memangjang mulur tanpa pertambahan beban.
Kekuatan
maksimum titik ini merupakan ordinat tertinggi dari kurva tegangan-regangan
yang menunjukan kekuatan tarik (tensile strength) bahan.
Kekuatan
patah merupakan patahan akibat terjadi bertambahnya beban mencapai beben
patahsehingga beban meregang dengan sangat cepat dan secara simultan luas
penampang bertambah kecil.
Sifat –Sifat Mekanis Bahan
Sebagaimana
yang dinyatakan sebelumnya nilai tegangan di peroleh dari uji tarik adalah
seperti yang diterangkan di atas. Nilai – nilai ini mendefinisiakan sifat
mekanis yang sangat berguna dakam penerapan kekeuatan bahan.
Ada beberapa sifat mekanis bahan lain yang dapat
menjelaskan bagaimana bahan merespons benda yang bekerja dalam deformasiyang
terjadi:
1. Kekeakuan(stiffness)
adalah sifat bahan mampu meregang pada tegangan tinggi tanpa diikuti regangan
yang besar.
2. Kekuatan(strength)sifat
bahan yang ditentukan oleh tegangan paling besar material mampu regang sebelum
rusak.
3. Elastisitas (elasticity)
sifat material yang dapat kembali kebentuk semula setlah beban dihilangkan.
4. Keuletan(
ductility) adalah sifat bahan yang mampu deformasi terhadap beben tarik sebelum
benar-benar patah.
5. Kegetasan(brittleness)
menunjukan tidak adanya deformasiplastis sebelum rusak.
6. Kelunakan
(malleability)sifat bahan yang mengalami deformasi plastis terhadap beben tekan
yang bekerja sebelum benar-benar patah.
7. Ketangguhan(toughness)
ifat material yang mampu menahan beban impak tinggi atau beban kejutan.
8. Kelenturan
(resilience)sifat material yang mampu menerima beban impak tinggi tanpa
menimbulkan tegangan lebih pada batas elastis.
Jenis Bahan
pada bagian ini kita akan pelajari
beberapa dari logam yang umum digunakan dalam permesinan dan struktural. Antara
lain:
1.
Besi
2.
Non besi
Besi dibedakan menjadi beberapa
yaitu besi cor, besi tempa, baja. Sedangkan non besi dibedakan beberapa yaitu
semen cor ,kayu, plastik. Semua yang dijelaskan diatah adalah bahan atau jenis
yang biasa digunakan dalam area industri.
Uji tarik
rekayasa
banyak dilakukan untuk melengkapi
informasi rancangan dasar kekuatan suatu bahan dan sebagai data pendukung bagi
spesifikasi bahan (Dieter, 1987). Pada uji tarik, benda uji diberi beban gaya tarik sesumbu yang
bertambah secara kontinyu, bersamaan dengan itu
dilakukan pengamatan terhadap perpanjangan yang dialami benda uji (Davis,
Troxell, dan Wiskocil, 1955). Kurva tegangan regangan rekayasa diperoleh dari
pengukuran perpanjangan benda uji.
Tegangan yang dipergunakan pada
kurva adalah tegangan membujur rata-rata dari pengujian tarik yang diperoleh
dengan membagi beban dengan luas awal penampang melintang benda uji.
Regangan yang digunakan untuk kurva
tegangan regangan rekayasa adalah regangan linier rata-rata, yang diperoleh dengan membagi perpanjangan
panjang ukur (gage length) benda uji, ΔL, dengan panjang awalnya, L0.
Gambar 4. Benda kerja bertambah panjang ΔL ketika
diberi beban P.
Pada waktu menetapkan regangan harus diperhatikan:
- Pada baja yang lunak sebelum patah
terjadi pengerutan (pengecilan penampang) yang besar.
- Regangan terbesar terjadi pada
tempat patahan tersebut, sedang pada kedua ujung benda uji paling sedikit
meregang.
Gambar 5. Kurva umum tegangan - regangan hasil uji
tarik.
Kurva tegangan regangan hasil
pengujian tarik umumnya tampak seperti pada gambar 5. Dari gambar tersebut
dapat dilihat:
1. AR garis lurus. Pada bagian ini pertambahan panjang sebanding dengan pertambahan
beban yang
diberikan.
Pada bagian ini, berlaku hukum Hooke:
dengan: ΔL
= pertambahan panjang benda kerja
(mm)
L0 = panjang benda kerja awal (mm)
P
= beban yang bekerja (N)
A
= luas penampang benda kerja (mm2)
E
= modulus elastisitas bahan (N/mm2)
Dari
persamaan dia atas diperoleh rumus sebagai berikut :
2. Y disebut titik luluh (yield
point) atas.
3. Y’ disebut
titik luluh bawah.
4. Pada daerah YY’ benda kerja
seolah-olah mencair dan beban naik turun disebut daerah luluh.
5. Pada titik B beban mencapai
maksimum dan titik ini biasa disebut tegangan tarik maksimum atau kekuatan
tarik bahan (B). Pada titik ini terlihat jelas
benda kerja mengalami pengecilan penampang (necking).
6. Setelah
titik B, beban mulai turun dan akhirnya patah di titik F (failure)
7. Titik R disebut batas
proporsional, yaitu batas daerah elastis dan daerah AR disebut daerah elastis.
Regangan yang diperoleh pada daerah ini disebut regangan elastis.
8. Melewati batas proporsional
sampai dengan benda kerja putus, biasa dikenal dengan daerah plastis dan
regangannya disebut regangan plastis.
9. Jika setelah benda kerja putus
dan disambungkan lagi (dijajarkan) kemudian diukur pertambahan panjangnya (ΔL),
maka regangan yang diperoleh dari hasil pengukuran ini adalah regangan plastis (AF’).
Hubungan
Tegangan Tarik Dengan Kekerasan Brinell
Kekuatan tarik dan kekerasan
merupakan indikator ketahanan logam terhadap deformasi plastis. Konsekuensinya
adalah terdapat korelasi secara kasar untuk kekuatan tarik (σB) sebagai fungsi kekerasan
Brinell untuk besi tuang, baja, dan kuningan. Untuk sebagian besar baja
hubungan HB dengan σB adalah (Callister, 1997: 135):
σB= 0,345 X HB
dengan : σBdalam MPa (N/mm2)
HB dalam N/mm2
Tujuan → mengetahui kuat tarik
dari contoh batuan silinder secara tidak langsung.
Alat uji = alat kuat tekan
2R
|
H
|
Cara Uji :
1.
Contoh
diletakkan secara horisontal pada mesin tekan
2.
Lakukan
penekanan hingga hancur
3.
Diperoleh
nilai kuat tarik dengan menghitung
Point Load
Test (tes Franklin)
Tujuan → mengetahui kekuatan
contoh dilapangan secara tidak langsung
Contoh uji → silinder atau
irregular, diameter ± 50 mm
Cara uji :
- Contoh diletakkan pada alat uji
- Lakukan penekanan hingga contoh pecah
Is = point load strengthP = beban maks sampai contoh hancurD = jarak antara dua konis penekan
sc = 23 Is
|
Uji Tumbuk Geser (punch shear test)
Tujuan
→ mengetahui kuat geser contoh batuan secara langsung
Cara
uji :
- Contoh berbentuk
silinder tipis (= 1 cm)
- Masukkan ke dalam alat
uji, kemudian tekan dengan mesin hingga pecah
- Perhitungan kuat geser
= P/p.d.t
t
|
d
|
P
|
1
|
Uji Kuat Geser Langsung
Tujuan
→ mengetahui kuat geser contoh batuan dalam tegangan normal
Cara
:
- Contoh silinder luas
permukaan A, dicetak dengan semen.
- Tempatkan pada alat
geser setelah kering
- Beri beban normal (N)
- Beri beban geser secara
bertahap hingga pecah (T).
Hasil
perhitungan berupa :
- Garis coloumb’s shear
strength
- Kuat geser (shear
strength)
- Sudut geser dalam (f)
- Kohesi (c)
Normal
stress = sn= N/A
Shear
stress = t = T/A
t = S = sn.tan f + C
Uji Kecepatan Gelombang Ultrasonik
Tujuan
→ mengukur cepat rambat gelombang ultrasonic
Alat
: 1. alat pemancar energi
2. oskiloskop dan tranduser
3. jangka sorong
Cara
:
- Pasang tranduser di
ujung-ujung contoh
- Pancarkan energi di
ujung transmiter → diterima receiver berupa gelombang tekan (longitudinal)
dan gelombang geser (transversal)
Perhitungan
:
- Cepat rambat gelombang
tekan (Vp)
L = panjang contoh
tp = waktu gelombang tekan
merambat (detik)
2.
Cepat rambat gelombang geser (Vs)
L = panjang contoh
ts = waktu gelombang geser
merambat (detik)
- Modulus kekakuan
dinamik (modulus geser, G)
G = r.Vs2 r =
massa per satuan volume
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III.1 Alat
dan bahan
1.
alumunium
2.
mesin uji tarik
III.2 Prosedur Percobaan
1.
batang uji tarik di ukur dan
di bentuk sesuai standar
2.
beban tertiggi di perkirakan
3.
mesin uji disapkan
4.
kedua ujung spesimen di
jepitkan pada crosshead
5.
percobaan dilakukan sesuai
dengan standar pengujian
6.
perhatikan specimen
7.
pengujian berakhir saat
specimen tersebut patah
III.3 Diagram
Alir
Pendulum
|
Bahan
|
·
ukur panjang dan lebar
·
Tentukan titik tengah
·
pada panjang
dibentuk sesuai standar
·
jepit pada crosshead
·
uji hinngga patah
|
Hasil
|
·
Dinyalakan
·
Lakukan pengujian
|
BAB IV
ANALISIS
IV.1 Data Percobaan
Ø
Nama pengujian : pengujian tarik
Ø
Judul percobaan : penjuan tarik alumunium
Data Bahan
Ø
Naha bahmn uji : aluumunium
Ø
Spesifikasi : astm a370eb
Ø
Tebal awal : 3,2 mm
Ø
Lebar awal : 19,2 mm
Ø
Panjang : 63,5 mm
Data
Pengujian
Ø
Hari, tanggal, tahun :
selasa 28 april 2015
Ø
Tempuratur ruangan : 28oc
Hasil Pengujian
Pi (Kgf)
|
|||
0,03
|
140.8
|
2.3
|
0.05
|
0.08
|
283.7
|
4.64
|
0.125
|
0.13
|
574.5
|
9.4
|
0.204
|
0.2
|
758.2
|
12.4
|
0.314
|
0.25
|
830.6
|
13.59
|
0.393
|
0.6
|
1007.1
|
16.5
|
1.007
|
1.91
|
1311.2
|
21.5
|
3.007
|
3.18
|
1438.8
|
23.5
|
5.007
|
4.45
|
1463.27
|
23.9
|
7.007
|
5.72
|
1411.2
|
23.1
|
9.007
|
6.99
|
1275.5
|
20.9
|
11.007
|
Analisis teoritis
Pada percobaan kali ini didapatkan data sepeerti di atas di dapat kurva
yang melengkunng hal ini menunjukan bahwa saat proses penarikan ada saat dimana
bahan tersebut akan bertambah panjang dengan sendirinya. Hal in terjadi karna
si bahan yang sering menerima beban akan stress dan akan menambah sendiri saat
diberi beban rendah.
Ada beberapa perbedaan antaran bahan yang elastis dan plastis kalo yang
bahan yang palstis akan membentuk patahan tanpa adanya necking, karna si bahan
itu tdk elastis, sedangkang bahan yang elastis akan membentuk necj=king sebelum
patah,
BAB 1V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bahwa besi
memiliki banyak karakteristik atau sifat mekanis diantaranya ulet, getas dan
lain. ini sudah dibuktikan pada pengujian tarik yang dilakukan. Yang
pertama pada pengujian besi kita tahu bahwa besi tersebut bersifat ulet
sehingga tidak mudah patah sedangkan pada aluminium bersifat getas atau mudah
patah dan tidak terlalu banyak perubahan deformasi yang signifikan ,serta
pada plat bersifat liat dan mempunyai nilai maxcimal load tang tinggi jadi dari
ketiga spesimen yang telah di coba plat merupakan yang terbaik. Dan waktu
pengujian tekan berpengaruh pada nilai tekan.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Zaenuri ,muhib ahmad .ST,2008, kekuatan bahan.,bangkalan
madura.indonesia
www.sciece_howstuffworks.com
2 komentar
Click here for komentarkok dapusnya cuma ada satu,g ada gambarnya dan catatan kakinya?
Replydapusnya cuma 1
ReplyConversionConversion EmoticonEmoticon